Kalau
ada kedukaan menimpanya, rasanya aku seperti ikut terkena reruntuhannya,
seperti bongkahan terbesar dari duka itu ikut pula terpanggul di pundak. Atau barangkali
ini bukan kabar duka baginya, mungkin sebaliknya. Sebab, ia telah terbiasa menghadapi duka, ia telah terlampau kuat untuk dijatuhkan oleh duka. Aku percaya itu.
_
Engkau
tak lagi pernah bercerita tentang hal-hal penting padaku, ya, karena aku
bukanlah orang penting bagimu sekarang. Tetapi engkau selalu penting bagiku. Jadi
kugumamkan doa penghilang duka untukmu sebanyak yang kubisa, seperti menghitung
biji tasbis dengan jari-jari, bibir dan hati ini jangan berhenti untuk
mendoakan keselamatanmu.
0 komentar:
Posting Komentar