rembulan, pernah muram pada malam
mentari, seringkali juga berwajah mendung
jangan lagi kau tanya bumi
ia sibuk sumpek sendiri
tapi kamu,
tak pernah tak tersenyum
membuat pagiku ranum
kopiku jadi tak perlu gula
sebab kamu terlampau manis
kalau sedikit saja engkau cemberut
hatiku langsung mengkerut
tetep senyum ya…
hidupkan canda-canda
sudah kukirim pesan pada tuhan
agar tak lupa menurunkan hujan
biar malam ini
kita kekal dalam kemesraan
#
malam selalu memberiku puisi
tentang rindu yang membatu
tentang angin yang malu-malu
ia juga teman paling setia
menyelimuti kita dengan cinta
meski kita sibuk sediri,
berbalas pesan di timeline
membuat berbait sajak
dari ribuan kata
yang kita bariskan dengan paksa
namun tahukah engkau, cinta
kemesraan sejati
letaknya didalam hati
biar kukutip sebait rindu
untukmu
#
aku sufi
cintaku hanya untukNya
rinduku satu
untukMu
kalau datang malam minggu
selalu kata itu yang kurapal
berharap kekuatan semu
pada sesuatu yang janggal
sendiri bagiku ilmu
sepi bagiku cakrawala
belajar untuk merindu
belajar untuk mencinta
kekasih hidup di seberang sana
dibalik bukitan-bukitan kabut
didalam rimba bernama sorga
aku ingin bertemu
mencecap manisnya jumpa
denganmu
Kekasih,
mulutku terus saja mengumam
Cinta…
Cinta…
Cinta…
akhirnya kita bertemu juga.
0 komentar:
Posting Komentar