engkau adalah bayang
tercipta dari pipih-pipih wayang
yang tak lain adalah aku
kita disatukan dalang-dalang
lewat gerak jenaka,
kadang murka juga durhaka
baju kita adalah cahaya remang
keterbukaan dalam kegelapan
ruang hidupku, dulu
di dalam kotak-kotak
bersahabat dengan kebosanan
menunggu-nunggu waktu
berbaik hati padaku
di dalam kotak-kotak
bersahabat dengan kebosanan
menunggu-nunggu waktu
berbaik hati padaku
#
ia datang,
lalu mengenalkanku denganmu
lalu mengenalkanku denganmu
seorang bertopi jawa
berkumis setebal aspal
sering, aku berdiri sendiri
diatas pohon pisang yang berbaring
diatas pohon pisang yang berbaring
seperti biasa
kebosanan adalah temanku
sampai pada akhirnya
lampu-lampu mulai menggeliat
cahayanya seperti dapat mengbangunkan mayat
kebosanan adalah temanku
sampai pada akhirnya
lampu-lampu mulai menggeliat
cahayanya seperti dapat mengbangunkan mayat
dan yang kutunggu-tunggu,
kamu
berwajah seperti punyaku
senyummu pun persis
seperti punyaku
memelukku dari belakang
memberi ketenangan semu
yang sewaktu-waktu,
raib!
dibawa pergi sang dewata
0 komentar:
Posting Komentar