Sewaktu duduk di atas kloset
Mata, matahati yang selalu meleset
Tanpa busur panahkan rindu
Sia-sia saja, sebab jarak pandangku
Hanya mendiami tungku-tungku
Dan tanpa api, gigil menjadi abadi
Nabi tak seharusnya masuk kamar mandi
Terlalu mulia baginya melongok ruang
ketelanjangan
Namun diriku alpa akan ruang
selainnya
Kujamu Beliau sambil berak
Alangkah maksiat sudah kuternak
Dari luar pintu kamar mandi
Malaikat ribut mengumpat
Menggedor pintu sepanjang pertemuanku
Nabi justru tersenyum
Menuntunku segera bersuci
“Langkah-langkah takkan kembali
Ciptalah jejak, dan kutiplah jumpa
ini dalam sekuntum sajak”
0 komentar:
Posting Komentar