Suara dari Kantata




Kesadaran adalah Matahari

Kesabaran adalah Bumi
Keberanian menjadi Cakrawala
dan Perjuangan adalah Pelaksanaan Kata-Kata1


Di telinga jiwaku bergaung-gaung suara itu. Suara yang sering kudengarkan tapi tak pernah kuresapi benar-benar. Bahwa, kesadaran adalah matahari. Matahari adalah kesetiaan tanpa pamrih, tanpa pilah-pilih. Disinarinya seluruh jengkal bumi tanpa terkecuali. Dirogohnya kegelapan sedalam apapun agar terlihat wajahnya, agar terpancar senyumnya.
Ia beredar dalam peredarannya dan tak pernah sedikitpun tergoda untuk beredar di orbit tetangga. Berjuta abad lamanya dan tak pernah merasa bosan. Atmosfer jiwanya teguh dan utuh. Kepatuhan yang tidak punya kemungkinan selainnya.
Dan bumi, salah seorang bocah yang dimandikannya saban hari dengan cahaya. Berputar-putar dengan membawa sejuta warna. Dari pagi yang abadi sampai senja yang anggun sekaligus jenaka. Bumi, bocah yang mempunyai bola mata yang indah itu, hanya sesekali saja tumpah amarahnya. Itupun karena cinta! Sebab tak tahan hatinya melihat kebodohan demi kebodohan berkeliaran di punggungnya. Maka demi kebaikan, dimuntahkan isi perutnya, sedikit disemburkan samudra hatinya, digugurkannya dakik-dakik dari tengkuknya.
Kesabaran yang kadang tak dipahami penghuninya. Kesabaran yang kadang malah dituduh-tuduh sebagai kebencian. Alangkah sakit hatinya dituduh sedemikian kejinya. Tapi ia tetaplah bumi, ia tetaplah kesabaran. Kesabarannya tak akan tertukar kemarahan.
Kalau matamu adalah cakrawala, adakah alasan bagimu untuk takut mengahadapi sesuatu? Sebab telah kau kuasai apa saja yang terlihat, sedang yang terlihat dari cakrawala itu adalah segala-galanya. Telah kau telaah segala kelemahan dan telah kau ukur seberapa besar semua kekuatan. Mata cakrawala adalah mata elang yang mengintai mangsa. Yang menunggu waktu menerkam untuk menyelesaikan hajat. Elang menerkam mangsanya -entah itu tikus atau kura-kura- bukanlah suatu kejahatan. Itu keniscayaan. Jadikanlah dirimu mata seluruhnya, mata cakrawala sehingga kau menjadi keniscayaan. Ketakutan adalah keberanian yang bersembunyi di himpitan ketiak keraguan, meski pada satu momentum, ketakutan adalah puncak dari keberanian.

Dan apa sekarang? Memulai dan merintis perjuangan?
Terdengar ringan seperti mengunyah krupuk ya? Padahal inilah puncak, inti dari matahari, bumi dan cakrawala. Perjuangan...

Perjuangan adalah Pelaksanaan Kata-Kata...
Percuma semua kata-kata, semua pemikiran dan ide yang di-kata-kan. Percuma! Kecuali pelaksanaan segera diselenggarakan. Segera digerakkan dari jiwa-jiwa yang rindu kesejahteraan. Dari batin yang dipenuhi kejujuran.
Sebenarnya apa yang kita bicarakan?
Tak lain tak bukan, adalah diri sendiri. Adalah telaah nurani.



1.Lirik lagu “Paman Doblang” Kantata Takwa – Rendra.






0 komentar:

Posting Komentar

 

About

Menelan kepahitan untuk disuguhkan menjadi sesuatu yang manis.