Dinihari




Waktu dimana langit menjadi dirinya sendiri adalah ketika dini hari. Tak ada polusi, tak ada hiruk pikuk, pembikin onar mendengkur di gardu-gardu mewah. Orang-orang kecil mulai bangun dengan mata menyipit. Berangkat ke pasar dan mendasar dagangan. Pengeras suara dari masjid itu baru saja berhenti menyuarakan suara-suara sumbang milik Tuhan. Kekasih, kau baru tertelap menjelang tengah malam? Burung-burung bersangkar itu bersiul saling sahut menyahut. Hatiku tak kunjung terlelap akanmu. Bintang-bintang terbit. Rembulan bertambah purnama tiap kali ingatan kepadamu bersemi. Selamat tidur, lelaplah beralas sayap malaikat. Aku mengutarakan rinduku kepadamu lewat Tuan, kusampaikan betapa cinta aku kepadamu dengan terbata. Tuanku itu, juga Tuanmu, tak pernah mengecewakanku. Hanya aku kadang tak ngerti memahami kehendakNya.
Langit bertelanjang saking gembiranya. Pedagang soto sumringah, berjalan pulang, memegang kantong penuh uang. Pengeras suara masjid mulai berteriak lagi, mengganggu rinduku dengan berteriak-teriak mengajak sahur.

0 komentar:

Posting Komentar

 

About

Menelan kepahitan untuk disuguhkan menjadi sesuatu yang manis.