Ketika kata-kata tak lagi dipercaya. Puisi jadi bahasa sunyi. Maling
yang terbongkar kedoknya, kesulitan mengatakan kebenaran, sebab pada dirinya,
kejujuran hampir punah bagi pendengarnya. Kalau ia ingin selangkah menuju
kebaikan, ada koor ejekan mendengung di telinga. Kalau ia basuh tangan kotornya
di sungai, orang-orang kawatir sungai jadi keruh, padahal sungai itu amat
luasnya. Tapi kalau ia mengeluh dan berhenti membasuh tiap harinya pada pagi
buta dan tersinggung mendengar ejekan, tentu ia masihlah maling, dirinya
sendiri pun meyakininya. Maka, meskipun sakit dan luka, maling berusaha tak
berhenti melangkah, ia tetap membasuh tangannya pada pagi buta. Tangannya telah
bersih memang, tapi pada garis-garis tangannya ada berpilin-pilin penyesalan
yang tak seorangpun tahu atau mengerti, jadi ia memilih untuk tidak berhenti.
Litaskunu Fii Maiyah, Menemukan Ketentraman di Maiyah
1 hari yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar