Hari ini, menyenangkan.
Ketika kutemukan wajahnya ditumpukan duka-duka yang menimpaku akhir-akhir ini. Telingaku
yang kusumbat dari suara apapun selain yang
diizinkan nuraniku, kubuka selebar-lebarnya untuk mendengar suaranya, tawanya. Dan
wajahnya, masih sama seperti dulu. Waktu mataku tak bisa kualihkan barang
sejenak sebelum ia yang menghindar dari pandangku.
Katanya, dia
tersenyum dan tertawa karena itu sudah jadi kebiasaannya, itu sudah sifat dirinya, tapi aku tak peduli, kubiarkan
diriku menikmati prasangkaku sendiri bahwa akulah alasan ia tersenyum dan
tertawa.
Akan kulanjutkan
nanti, sudah buram mataku menatap layar.
Besok, yang dua
setengah tahun untuk dua jam itu, anggap saja seperti nonton drama kesukaanmu.
0 komentar:
Posting Komentar