Ketika
yang terdengar hanya detik jam dan tetesan air dari kran kamar mandi. Dengan sangat
tiba-tiba, perasaan itu datang: Aku masih saja selalu memikirkan perasaanku
tanpa memikirkan perasaannya, aku masih saja terus membahas
keinginan-keinginanku tanpa berusaha menerima dan memaklumi keinginannya.
Nafasku
berat, kuhembuskan seperti ada asap rokok yang menyumbat kedua lobang hidungku. Kupejamkan
mata seakan-akan aku buta tak tidak akan pernah melihat selama-lamanya. Kukosongkan
pikiran, hingga tak ada satupun ingatan yang tersisa. Tapi dia selalu saja ada.
Ya sudah, aku bisa apa. dia jadi seperti Dia. Maksudku, selalu saja ada. Selalu
saja...
0 komentar:
Posting Komentar