Mimpi (4)

Ketika yang terdengar hanya detik jam dan tetesan air dari kran kamar mandi. Dengan sangat tiba-tiba, perasaan itu datang: Aku masih saja selalu memikirkan perasaanku tanpa memikirkan perasaannya, aku masih saja terus membahas keinginan-keinginanku tanpa berusaha menerima dan memaklumi keinginannya.
Nafasku berat, kuhembuskan seperti ada asap rokok yang menyumbat kedua lobang hidungku. Kupejamkan mata seakan-akan aku buta tak tidak akan pernah melihat selama-lamanya. Kukosongkan pikiran, hingga tak ada satupun ingatan yang tersisa. Tapi dia selalu saja ada. Ya sudah, aku bisa apa. dia jadi seperti Dia. Maksudku, selalu saja ada. Selalu saja...

0 komentar:

Posting Komentar

 

About

Menelan kepahitan untuk disuguhkan menjadi sesuatu yang manis.