Skenario macam apa yang disiapkan Tuhan untukku. Misteri berlapis-lapis yang menerkanya pun sering sukar. Peristiwa demi peristiwa lalu-lalang berseliweran. Kadang membawa kegembiraan, lain waktu membawa kesedihan mendalam. Namun sesungguhnya adakah yang benar-benar menggembirakan? Adakah yang benar-benar menyedihkan?
Kalau hidup ini
naskah teater, kegembiraan dan kesedihan harus diramu untuk menampilan pentas
yang memuaskan. Maka kesadaran menjadi sangat penting. Kesadaran menyadari
peran yang mengharuskan kita untuk tidak berhenti menggali sampai menemukan
esensi. Batas waktu menggali adalah hidup. Selama masih hidup, kesadaran harus
kita rawat agar tidak hilang atau tertinggal oleh langkah kita yang tergesa.
Menggali membutuhkan
energi dan kesabaran. Kita mungkin akan menemukan esensi-esensi palsu yang kita
kira asli. Kita mungkin sekali waktu akan disergap putus asa untuk menemukan
yang sejati. Sesungguhnya, tiadalah yang benar-benar esensi. Esensi-esensi
palsu yang kita temukan pada tempat-tempat berlainan itulah yang nantinya akan
terangkai menjadi esensi sejati.
Adalah lumrah ,
didalam memerankan peran yang kita miliki, sekali waktu kita melakukan
kesalahan, bahkan mungkin kesalahan yang berulang-ulang sampai kita sendiri
heran kenapa tidak bisa berhenti melakukan kesalahan. Benturan kadang kita
perlukan untuk mengembalikan kesadaran yang sedikit demi sedikit dirampas oleh
kesalahan yang saling jalin-menjalin sampai akhirnya pupus sama sekali.
Benturan itu
menyakitkan. Rasa sakitnya mendalam dan tidak mudah untuk dihilangkan. Adalah harga
yang pantas untuk menemukan kembali kesadaran. Kabar baiknya, kita mendapatkan
kesadaran-kesadaran baru yang membantu kita untuk lebih menghayati peran kita
masing-masing di dalam teater tuhan.
Karena kita
tidak tahu durasi teater yang kita pentaskan. Menempa diri untuk terus
mendalami peran adalah hal yang wajib. Akan jadi sesuatu yang menyedihkan jika
suatu ketika peran kita berakhir, kita dalam keadaan asal-asalan, kita dalam
keadaan tanpa gairah menampilkan lakon yang kita sandang.
Entah masih
berapa lama lagi waktu kita. Kesalahan-kesalahan kita di masa lampau adalah
catatan harian yang bisa kita tengok sewaktu-waktu yang akan mengingatkan kita
untuk tidak kehilangan kesadaran lagi.
Akhirnya, mari
bersiap menjalani yang akan terjadi. Mari meneguhkan hati untuk sesuatu yang
tidak kita senangi, serta tetap berendah hati untuk sesuatu yang mungkin akan
membungbungkan kita ke cakrawala kebahagiaan agar tak terjatuh karena saking
gembira lalu lupa.
0 komentar:
Posting Komentar